Member-only story

Bagaimana akhlak yang baik secara langsung berefek kepada kebahagiaan masyarakat dunia?

Iqbal Novramadani
3 min readOct 29, 2020

--

Photo by Syed Aoun Abbas on Unsplash

Seorang laki-laki pulang kantor marah-marah kepada keluarganya. Apapun direspon sinis dan dengan nada tinggi. Istrinya dimarahi, anaknya dimarahi. Entah apa gerangan yang terjadi.

Istrinya yang sering dimarahi pun jadi naik tensi. Anaknya rewel sedikit dimarahi. Si anak karena tidak punya “bawahan” yang paling menderita, karena dia tidak bisa memarahi, hanya bisa nangis dan merusakkan barang. Yang rusaknya barang itu pada dasarnya juga merupakan kerugian finansial kepada keluarga tersebut.

Usut punya usut ternyata di kantornya sang suami bosnya marah-marah. Kenapa bosnya marah-marah? Karena banyak customer komplain dengan agresif dan sarkas terkait produk dan jasa perusahaan tersebut. Kenapa customer tidak bisa berbahasa yang baik dan santun ketika menyampaikan komplain? Karena hal yang sama, di kantornya mungkin juga dimarahi oleh bosnya, yang bosnya itu pusing karena komplain pelanggannya, dan pelanggannya juga pusing dengan hidupnya.

Begitulah siklus marah-marah ini selalu berulang, di relung kehidupan yang berbeda. Efek dominonya ada. Dan jelas ada. Kita rasakan. Entah mau diakui atau tidak.

Baik, sekarang pertanyaannya bagaimana cara menyetopnya? Siklus akan berhenti jika salah satu mata rantai putus. Satu saja, gak…

--

--

Iqbal Novramadani
Iqbal Novramadani

Written by Iqbal Novramadani

Muslim, servant of humanity, business and technology enthusiast. Discuss with me anything about Islam! and maybe software. :)

No responses yet

Write a response