Kajian Asmaul Husna "Ar Rohiim" - Ust. Komarudin Chalil, M.Ag
Kenapa kita harus belajar mengenal asmaul husna? Karena tau saja tidak cukup. Orang Quraisy pun tahu bahwa Rabb itu Allah, tapi mereka tidak mengenalnya.
Ar Rohiim adalah nama ketiga dari Tuhan, setelah Allah dan Ar Rahmaan. Ar Rohiim perbedaannya dengan Ar Rahmaan adalah utk sifat kasih sayang Allah yang halus. Perbedaan selanjutnya adalah Rohiim diizinkan Allah untuk digunakan oleh makhluknya, seperti yg diberikan Allah kepada Rasulullah.
Allah mempunyai 100 rahmat, tetapi hanya 1 yang dibagikan ke dunia ini. 1 rahmat inilah yg dibagikan ke semua makhluknya, termasuk kasih sayang ibu terhadap anak yang durhaka, macan yang sayang anaknya, singa yang mengingat tuannya, induk ayam yang mendahulukan makanan kepada seluruh anaknya, dll.
Diriwayatkan di satu hadits, seorang laki-laki ditalqin tetapi ia tidak sanggup mengatakannya. Lalu dipanggillah Rasulullah. Setelah ditalqinkan Rasulullah, laki-laki ini pun tidak sanggup. Lalu Rasulullah bertanya "Apakah ia shalat, puasa, zakat?" "Ya Rasulullah", "Apakah ia berbakti kepada ibunya?" "Tidak ya Rasulullaah" "Inilah sebabnya dia tidak mampu mengatakannya" Maka dipanggillah ibunya. Rasulullah bertanya kepada ibunya "Mengapa anakmu ini tidak berbakti kepadamu?" "Lihatlah mataku ini rusak, karena ditampar olehnya. Demi Allah, aku tidak akan ridho selama-lamanya" "Baiklah, lebih baik anakmu ini dibakar di dunia ini daripada ia dibakar di akhirat" Maka Rasulullah menyuruh sahabat untuk menyiapkan kayu bakar untuk membakar laki-laki itu. Seketika itu sang ibu luluh dan akhirnya memaafkan anaknya. Setelah maaf sang ibu, maka laki-laki tadi pun dapat mengatakan Laailaaha illallaah dan mati khusnul khotimah.
Allah pernah mengatakan kepada Nabi Musa, "Wahai Musa, mintalah kepadaku walaupun sekadar garam". Ini mengajarkan kita untuk meminta seluruh hal walaupun yang kecil kepada Allah Ar rohiim. Allah berbeda dengan makhluknya. Semakin banyak dimintai oleh makhluknya, Allah semakin senang. Tetapi sayangnya kita sebagai makhluknya jarang meminta kepada Allah, kecuali dalam keadaan susah dan kesulitan.
Sekarang selaku hamba, bagaimana agar kita menjadi abdurrahiim (hambanya Ar Rohiim)? Jika ada orang yang membutuhkan bantuan dalam kefakiran, maka bantulah orang tersebut dengan hartamu, dengan jabatanmu, mencarikan solusi dari orang lain, atau jika tidak sanggup minimal dengan doamu.
Termasuk ibadah yang cepat menjadikan seorang hamba menjadi dekat dengan Allah dan naik derajatnya, adalah kasih sayang kepada orang lain.
Nabi Musa bertanya kepada Allah "Kenapa engkau mengangkatku menjadi Nabi ya Allah?"
"Sesungguhnya Aku mengangkatmu menjadi Nabi dan dapat berbicara kepada-Ku, bukan karena engkau banyak shalat, puasa, atau ibadah. Ingatlah engkau Musa, pada saat engkau menggembalakan kambing-kambing mertuamu, seekor anak kambing hilang. Engkau mencarinya kemana-mana dengan susah payah, setelah mendapatkannya, engkau tidak marah kepadanya, tetapi malah timbul sayang dalam hatimu. Maka Aku mengangkat derajatmu menjadi Kaalimullah (orang yang berbicara kepada Allah)".
Sebaliknya ada seorang wali yang dicabut kewaliannya oleh Allah karena menyembelih induk sapi didepan anaknya. Karena tidak pantas bagi seorang wali menyakiti makhluk Allah lainnya.